Ikan komet termasuk salah satu ikan yang sangat digemari pehobi ikan hias. Itulah kenapa tak sedikit orang yang mencoba budidaya ikan komet sendiri, mulai dari pembenihan, pemijahan hingga perawatan memerlukan teknik tersendiri.
Namun pada pembahasan kali ini, kita hanya akan berfokus pada cara pembenihan ikan komet saja. Mungkin dikesempatan selanjutnya kita akan coba bahas lebih detail proses budidaya ikan komet secara lengkap.
4 Langkah Proses Pembenihan Ikan Komet
Tak dipungkiri proses budidaya adalah salah satu cara untuk memperbanyak jumlah ikan yang kita miliki, entah tujuannya untuk sekedar hobi ataupun bisnis. Untuk itu perlu langkah yang tepat guna melakukan pembenihan ikan komet agar hasilnya maksimal. Mari kita simak pembahasannya berikut ini,
1. Pemilihan Induk Yang Tepat
Tentu saja indukan menjadi faktor utama dalam melakukan pemijahan ikan komet, kualitas indukan tentu akan berpengaruh terhadap anakan yang akan dihasilkan nantinya. Indukan perlu disortir dengan benar guna mendapatkan bibit yang berkualitas. Untuk itu sebelum melakukan pemijahan, sebaiknya pisahkan indukan agar mereka tidak kawin sebelum proses pemijahan dimulai.
Indukan betina memiliki ciri dengan bintik-bintik pada sirip dada dan terasa halus saat diraba. Salah satu tanda indukan yang siap kawin adalah memiliki perut yang lembek dan lubang genitalnya berwarna kemerahan. Jika perutnya diurut, akan mengeluarkan cairan yang bening kekuningan menandakan indukan siap dikawinkan.
Pada indukan jantan juga terdapat bintik bulak namun sedikit menonjol, jika diraa terasa sedikit kasar. Pada indukan jantan yang sudah siap kawin, jika perutnya diurut akan keluar cairan berwarna putih. Jika disatukan dengan betina, indukan jantan akan kejar-kejaran dengan betinanya.
2. Proses Pemijahan Indukan
Dengan memperhatikan tanda yang sudah disebutkan sebelumnya, artinya kedua indukan sudah siap disatukan dalam kolam pemijahan. Meskipun ikan komet dapat melakukan pemijahan kapan saja, namun pada habitat aslinya ikan ini cenderung melakukan perkawinan pada awal musim hujan.
Ini bisa dikarenakan bau tanah yang merangsang terjadinya pemijahan. Secara alami waktu pemijahan biasanya terjadi saat tengah malam hingga fajar terakhir. Selain itu dalam kolam pemijahan perlu disediakan substrat sebagai media menempelkan telur. Beberapa yang umum digunakan adalah ijuk, tali rapia ataupun tanaman seperti enceng gondok.
3. Proses Penetasan Telur
Proses penetasan dapat dilakukan pada media yang sama dengan proses pemijahan sebelumnya. Jika diperlukan pergantian air, maka cukup ganti sebanyak ΒΌ bagian saja guna menjaga suhu air tidak berubah drastis.
Suhu yang ideal untuk pnetasan berkisar antara 27-29 C dengan pH 6,5-7,0. Selain itu perlu juga diperhatikan kadar oksigen air dikisaran 5-6 ppm dan siapkan kakaban. Selama penetasan, telur tetap harus diperhatikan proses perkembangannya. Setidaknya ada 4 tahapan yang harus diperhatikan untuk mengetahui perkembangan zigot, diantaranya:
- Stadium morula yang merupakan fase awal setelah zigot membelah mejadi 2,4,8 dst sampai membentuk morula berbentuk murbei.
- Stadium blastula dimana terjadi pembelahan sel yang membentuk suatu rongga pada bagian tengah.
- Stadium gastrula dimana sudah terjadi pembentukan lubang lekukan.
- Organogenesis atau pembentukan organ.
4. Pemeliharaan Larva Ikan Komet
Memastikan kebersihan air kolam adalah hal terpenting dalam pemeliharaan larva komet yang baru menetas. Setelah melewati fase organogenesis, ikan komet akan memiliki kantung kuning telur sebagai cadangan makanan mereka. Kuning telur tersebut bisa bertahan antar 2-4 hari setelah menetas sebelum habis diserap larva komet.
Setelah melewati 4 hari, maka larva akan lepas dan membutuhkan makanan berupa kutu air, daphnia, atau zooplankton. Mulai dari sini ikan komet sudah mesti diberi pakan secara rutin guna memenuhi kebutuhan gizi untuk dapat tumbuh dengan sempurna.